SISTEM PENGOLAHAN DATA SPASIAL TINGKAT
KESEJAHTERAAN
PENDUDUK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DENGAN MAPINFO PROFESIONAL
IDI JANG CIK
ABSTRAK
Era
komputerisasi telah membuka wawasan dan paradigma baru dalam proses pengambilan
keputusan dan penyebaran informasi. Data yang merefresentasikan ‘dunia nyata’
dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam
bentuk-bentuk yang lebih sempurna dan sesuai kebutuhan.
Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk membuat rancang bangun sistem pengolahan data
spasial tingkat kesejahteraan penduduk berbasis geografis. Sistem pengolahan
data spasial ini akan memadukan antara kemampuan manajemen data geografis
dengan sistem pengolahan database, sehingga data-data (angka) yang dihasilkan
dapat diperjelas dengan data grafis (peta), atau sebaliknya.
Penilitian ini
diawali dengan melihat objek permasalahan yang kemudian dilanjutkan dengan
perancangan sistem yang meliputi perancangan alur data, perancangan basis data,
perancangan antar muka atau tampilan peta, serta perancangan teknologi. Hasil
tersebut kemudian diimplementasikan kedalam sebuah sistem dengan menggunakan
perangkat lunak (software) MapInfo
Hasil
penelitian ini adalah sebuah sistem pengolahan data spasial tingkat
kesejahteraan penduduk yang meliputi : tingkat kesejahteraan penduduk pada
tingkat propinsi, kabupatan, kecamatan. Sistem yang telah dihasilkan ini
kemudian diuji menggunakan dua pendekatan yaitu pengujian kotak hitam (black box test) dan pengujian alfa
(Alpha test).
Kata kunci : Data Spasial, Tingkat
Kesejahteraan Penduduk, MapInfo Profesional
SISTEM PENGOLAHAN DATA SPASIAL TINGKAT
KESEJAHTERAAN PENDUDUK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN MAPINFO PROFESIONAL
A. Latar Belakang Masalah
Berbicara tentang kesejahteraan penduduk, hampir semua
negara-negara didunia ini mengalami masalah yang sama, terutama di
negara-negara berkembang, seperti negara kita tercinta ini. Sebab pertumbuhan
jumlah penduduk dinegara kita dari tahun ketahun menunjukkan angka yang relatif
tinggi, hingga saat ini tercatat jumlah penduduk di Indonesia + 220 juta jiwa,
dan indeks menunjukkan Indonesia menduduki peringkat ke 5 jumlah penduduk
terbesar di dunia, tetapi peringkat ini bukanlah sesuatu yang patut kita
banggakan apalagi sampai dipertahankan, sebab pertumbuhan jumlah penduduk yang begitu tinggi bila tidak
diikuti oleh pertumbuhan pada sektor-sektor lain maka akan berpengaruh terhadap
kesejahteraan penduduk itu sendiri
Di Daerah Istimewah Yogyakarta sendiri data-data yang
menunjukkan masalah tingkat kesejahteraan penduduk masih sulit sekali
didapatkan, data-data itu seakan hanya menjadi arsip bagi pemerintah saja,
sehingga hanya orang-orang yang berkepentingan saja yang bisa mendapatkan
informasi tersebut., dan lembaga pemerintah yang menangani masalah kesejahteraan
penduduk seperti BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasiona), didalam
mengolah data-data kesejahteraan penduduk saat ini masih memanfaatkan
aplikasi-aplikasi sederhana seperti Microsoft Office, padahal data-data yang
diolah merupakan data-data yang berefensi geografis, yang idealnya harus
menggunakan software khusus pengolahan data yang berefensi geografis pula,
sehingga kelemahan dari sistem yang dipakai sekarang ini adalah tidak bisa
menampilkan data-data yang bereferensi geografis seperti tingkat kesejahteraan
penduduk misalnya. Disamping itu juga kesulitan bagi masyarakat luas untuk
mengakses informasi tentang kesejahteraan penduduk, khususnya penduduk Daerah
Istimewah Yogyakarta.
Padahal kita tahu kemajuan teknologi sudah begitu pesat
dan hampir mendukung semua aspek kehidupan, banyak software-software yang
diciptakan untuk membantu dalam pemecahan berbagai masalah, seperti masalah
pengolahan data tingkat kesejahteraan penduduk misalnya.
Dengan mengaju pada permasalahan inilah, maka
penelitian ini dirasa penting untuk membangun sebuah sistem yang diperuntukkan
untuk mengolah data-data tentang tingkat kesejahteraan penduduk serta
menyajikannya kembali dalam bentuk informasi yang kompleks yang dapat diakses
oleh seluruh masyarakat luas pada umumnya serta masyarakat DIY pada khususnya.
Adapun kelebihan dari sistem yang akan dibangun dalam penelitian ini adalah
kompleksitas antara data-data angka dan
data grafis. Salah satu software yang mendukung pengolahan data ini dalah
MapInfo Profesional (MI Pro). Saat ini MapInfo Profesional (MI Pro) bukan saja
digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan terhadap
masalah-masalah pengelolaan sumber data alam, tetapi juga membantu dalam
pemecahan masalah-masalah ekonomi, sosial, kependudukan, pariwisata, kesehatan,
kriminal dan lain sebagainya.
MapInfo Profesional (MI Pro) memadukan antara
kemampuan manajemen data geografis spasial dengan sistem pengelolaan database,
untuk melakukan analisis data bereferensi geografis. Dengan MapInfo Profesional,
pengolahan data yang berhubungan dengan obyek di permukaan bumi mudah
dilakukan, termasuk masalah-masalah yang disebutkan diatas.
B. Tinjauan Pustaka
Banyak sekali penelitian yang dilakukan dalam hal
pengolahan data dengan menggunakan berbagai macam software, yang masing-masing
softwre memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Seperti halnya penelitian
yang dilakukan oleh Encep Moch Syafrudin (2002) tentang perancangan sistem
informasi kependudukan dikabupaten Subang. Peneliti mengolah data-data kependudukan
seperti jumlah penduduk laki-laki, jumlah penduduk perempuan, total jumlah
penduduk, jumlah RT/RW, beserta luas daerah, dan peneliti menggunakan bahasa
pemrograman Visual Basic 6.0 Tetapi karena software yang digunakan tidak dapat
menganalisa data yang berefensi geografis, sehingga sistem yang dihasilkan
hanya berupa data-data penduduk yang bersifat angka-angka.
(http://if.unikom.ac.id/ta.php)
Penelitian lain yang dilakukan oleh Angelia B.S
(2001), dimana peneliti menghasilkan sebuah sistem informasi kependudukan daerah Ibu kota Jakarta
dengan menggunakan PHP. Walaupun sistem pengolahan data tersebut dilakukan
dengan software yang berbeda namun sistem yang dihasilkan oleh kedua penelitian
tersebut masih sekitar data-data yang bersifat angka.. (http://ULSM.org/fusilkom-ui/fusilkom-01-5-101.html-13k)
Berdasarkan sistem-sistem tersebut, penelitian ini
mencoba memadukan antara kemampuan manajemen data geografis spasial dengan
sistem pengelolaan database, untuk melakukan pengolahan data bereferensi geografis,
dan obyek yang peneliti angkat disini tentang tingkat kesejahteraan penduduk
dengan menggunakan Mapinfo Profesional, dimana MapInfo Profesional (MI Pro)
bukan saja digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan terhadap
masalah-masalah pengelolaan sumber daya alam, tetapi juga membantu dalam
pemecahan masalah-masalah ekonomi, sosial, kependudukan, pariwisata, kesehatan,
kriminal dan lain sebagainya.
C. Landasan Teori
- Konsep sistem
Istilah sistem menjadi sangat popular belakangan ini. Sistem digunakan
untuk mendeskripsikan banyak hal, khususnya untuk aktivitas-aktivitas yang
diperlukan untuk pemrosesan data. Usaha-usaha yang telah dilakukan pada masa
yang lampau dalam mengaplikasikan teknologi untuk pemrosesan data terfokus pada
pengembangan mesin-mesin yang mampu menjalankan
suatu operasi data yang lebih efesien seperti mesin ketik, mesin hitung,
file-file mekanik, mesin-mesin penyalin, dan sebagainya. Pengembangan komputer
digital berikut teknologi yang menyertainya juga sangat meningkatkan
kepopuleran penggunaan sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu
organisasi modern. Sedangkan sistem itu sendiri dapat didefinisikan sebagai sekumpulan obyek, ide,
berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau
sasaran bersama (Prahasta, 2002).
- Sistem penentuan tingkat kesejahteraan keluarga pada BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
Untuk menentukan tingkat kesejahteraan penduduk, BKKBN
(Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) melakukan hal-hal, antara lain :
a. Pendataan Keluarga
Pendataan
Keluarga merupakan bagian dari Sistem Informasi Managemen Gerakan KB Nasional
yang menyediakan data Mikro keluarga yang berkaitan dengan aspek demografi, Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera yang dilakukan oleh Kader Pendata secara
serentak pada waktu yang telah ditentukan melalui kunjungan ke rumah-rumah.(http://www.bkkbn.go.id/province/yogya/MENU02.htm)
Adapun tujuan
dilaksanakannya Pendataan Keluarga adalah diperolehnya data basis yang dapat
memberikan gambaran secara tepat dan menyeluruh keadaan dilapangan sampai ke
tingkat keluarga tentang hasil-hasil pelaksanaan program Kependudukan dan
Keluarga Sejahtera yang dapat digunakan untuk kepentingan operasional langsung
dilapangan serta untuk kepentingan penetapan kebijaksanaan, perencanaan,
pengendalian dan penilaian oleh pengelola dan pelaksanaan disemua tingkatan.
b.
Ruang Lingkup Pendataan Keluarga
Pendataan keluarga mencakup 3 (tiga) Bidang yaitu Keluarga Berencana,
Demografi dan Keluarga Sejahtera yang dirinci sebagai berikut :
1) Bidang
Keluarga Berencana terdiri dari variabel :
o Pasangan
Usia Subur
o Peserta
KB
o memperoleh
alat / cara menjadi peserta KB.
o Bulan
dan tahun mulai menjadi peserta KB
o Peserta
KB Implant yang akan dicabut tahun ini.
o Penggolongan
PUS yang tidak ikut KB.
2) Bidang
Demografi terdiri dari variabel :
o Jumlah
jiwa dalam rumah tangga menurut jenis kelamin.
o Kepala
keluarga menurut jenis kelamin.
o Kepala
keluarga menurut status perkawinan dan tingkat pendidikan
o Jumlah
jiwa dalam keluarga.
o Jumlah
anggota keluarga yang dirinci menjadi bayi, balita, anak, dewasa dan lansia.
o Jumlah
wanita Usia Subur ( 15-49 tahun)
o Jumlah
kelahiran pada tahun kalender yang lalu.
o Jumlah
kematian pada tahun kalender yang lalu.
3)
Bidang Keluarga Sejahtera terdiri dari variabel.
o Agama.
o
Pangan.
o
Sandang.
o
Papan.
o
Kesehatan
o
Pendidikan
o
Keluarga Berencana
o
Tabungan
o
Interaksi dalam keluarga
o
Interaksi dalam lingkungan
o
Informasi
o
Transportasi
o
Peranan dalam masyarakat
Pendataan
Keluarga tahun 2000 dapat mendukung pengembangan 6 (enam) kelompok indikator
kemiskinan mikro alasan ekonomi, ialah melalui 8 (delapan) indikator Pra
Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I alasan Ekonomi ditambah 1 (satu) indikator
yang berkaitan dengan penghasilan tetap keluarga.
9 (sembilan) Indikator Keluarga Sejahtera yang
mewakili ciri-ciri Keluarga Miskin adalah sebagai berikut
1.
Tidak bisa makan 2 (dua) kali sehari atau lebih
2.
Tidak bisa
menyediakan daging / ikan / telur sebagai lauk pauk paling kurang seminggu
sekali.
3.
Tidak bisa
memiliki pakaian yang berbeda untuk setiap aktivitas.
4.
Tidak bisa
memperoleh pakaian baru minimal 1 (satu) stel setahun sekali.
5.
Bagian terluas
lantai rumah dari tanah.
6.
Luas lantai rumah kurang dari 8 ( delapan ) meter
persegi untuk setiap penghuni rumah.
7.
Tidak ada
anggota keluarga berusia 15 tahun mempunyai penghasilan tetap.
8.
Bila anak
sakit/PUS ingin ber KB tidak bisa ke fasilitas Kesehatan.
9.
Anak berumur
7–15 tahun tidak bisa sekolah
c.
Pentahapan Keluarga Sejahtera.
Dari segi tahapan pencapaian tingkat kesejahteraannya,
maka keluarga dikelompokan menjadi 5 (lima)
tahap ialah sebagai berikut: (http://www. bkkbn.go.id/ province/yogya/ MENU_03.htm)
1.
Keluarga pra sejahtera
Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasar secara minimal yaitu kebutuhan dasar secara minimal yaitu
kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan, atau
keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator-indikator
Keluarga Sejahtera Tahap I.
2.
Keluarga sejahtera tahap 1
Keluarga Sejahtera Tahap I adalah keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tatapi belum dapat memenuhi
keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya yaitu kebutuhan akan pendidikan,
Keluarga Berencana, Interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan
tempat tinggal dan transfortasi.
3.
Keluarga
Sejahtera Tahap II
Keluarga Sejahtera Tahap II adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasar secara minimal serta telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan
sosial psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan yaitu kebutuhan untuk menabung
dan memperoleh informasi
4.
Keluarga
Sejahtera Tahap III
Keluarga Sejahtera Tahap III adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan pengembangan, namun
belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat
secara teratur (dalam waktu tertentu) dalam bentuk material dan keuangan untuk
kepentingan sosial kemasyarakatan, serta berperan serta secara aktif dengan
menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan sosial, keagamaan,
kesenian, olah raga, pendidikan dan lain sebagainya.
5.
Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Keluarga Sejahtera Tahap III Plus adalah
keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang
bersifat dasar, sosial psikologis maupun pengembangan serta telah dapat
memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
d.
Jangkauan Pendataan Keluarga
Jangkauan Pendataan Keluarga meliputi Rukun Tetangga,
Dusun / RW, Desa /Kelurahan, Kecamatan , Kabupaten / Kota, Propinsi sampai ke Tingkat
Nasional.
e.
Manfaat Pendataan Keluarga
Data hasil Pendataan Keluarga bermanfaat untuk :
- Penentuan sasaran yang lebih baik tajam berdasarkan kondisi, potensi dan kebutuhan aktual dari masing-masing keluarga disetiap tingkatan wilayah.
- Pembuatan peta keluarga berdasarkan tingkat kesertaan KB, dan tingkat pencapaian tahapan keluarga Sejahtera tiap keluarga disuatu wilayah tertentu.
- Penentuan bentuk program dukungan yang sesuai untuk setiap keluarga dan setiap wilayah dalam pembangunan Keluarga sejahtera.
- Sarana motivasi, mendorong setiap keluarga untuk meningkatkaan kesejahteraannya, serta sekaligus untuk merangsang kepedulian keluarga-keluarga yang sudah lebih mampu untuk membantu keluarga – keluarga yang kuraang mampu dilingkungannya.
- Kepentingan program pembangunan sektor-sektor lain, antara lain program-program pengentasan masyarakat dari kemiskinan atau ketertinggalannya dalam berbagai aspek kehidupan.
- Merencanakan, memantau maupun menilai program-program dukungan yang dilakukan terhadap suatu wilayah atau suatu kelompok masyarakat disuatu tingkatan wilayah tertentu.
- Sistem Informasi Geografis (SIG)
a. Konsep Dasar
Era komputerisasi telah membuka wawasan dan paradigma
baru dalam proses pengambilan keputusan dan penyebaran informasi. Data yang
merefresentasikan “dunia nyata’ dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa
sehingga dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih sempurna dan sesuai
kebutuhan.
Sejak pertengahan 1970-an, telah dikembangkan
sistem-sistem yang secara khusus dibuat untuk menangani masalah informasi yang
bereferensi geografis dalam berbagai cara dan bentuk.
Sebutan umum untuk sistem-sistem yang menangani
masalah-masalah diatas adalah SIG (Sistem Informasi Geografis). Dalam beberapa
literature, SIG dipandang sebagai hasil dari perkawinan antara sistem computer
untuk bidang Kartografi (CAC) atau sistem computer untuk bidang perancangan
(CAD) dengan teknologi basisdata (database)
Pada awalnya,
data geografis hanya disajikan diatas peta dengan menggunakan simbol,
garis, dan warna. Elemen-elemen geometri ini dideskripsikan di dalam
legendanya, misalnya garis hitam tebal untuk jalan utama, garis hitam tipis
untuk jalan sekunder dan jalan-jalan berikutnya. Selain itu berbagai data juga
dapat di-overlay-kan berdasarkan
sistem koordinat yang sama. Akibatnya sebuah peta menjadi media yang efektif
baik sebagai alat presentasi maupun sebagai bank
tempat penyimpanan data geografis. (Prahasta, 2002)
Peta juga merupakan aset publik yang sangat berharga,
survey-survey pemetaan yang telah dilakukan di berbagai Negara telah
mengindikasikan bahwa jumlah keuntungan
dari penggunaan peta, akan meningkat hingga beberapa kali lipat biaya
produksi peta itu sendiri. Bila dibandingkan dengan peta-peta ini, Sistem
Informasi Geografis (SIG) memiliki keunggulan inheren karena penyimpanan data dan presentasinya dipisahkan.
Dengan demikian, data dapat dipresentasikan dalam berbagai cara dan bentuk
b.
Subsistem
SIG (Sistem Informasi Geografis)
SIG (Sistem Informasi Geografis) dapat diuraikan menjadi beberapa
Subsistem, sebagai berikut :
1.
Data Input :
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial
dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab
dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke
dalam format yang dapat digunakan oleh SIG (Sistem Informasi Geografis)
2.
Data Output
Sumbistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau
sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy
maupun dalam bentuk hardcopy seperti
tabel, grafik, peta dan lain-lain.
3.
Data Management
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut kedalam
sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update, dan di-edit.
4.
Data Manipulation dan Analysis
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh
SIG (Sistem Informasi Geografis). Selain itu, subsistem in juga melakukan
manupilasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
|
Jika subsistem SIG (Sistem Informasi Geografis) diatas
diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan jenis keluaran yang
ada didalamnya, maka subsistem SIG (Sistem Informasi Geografis) juga dapat
digambarkan sebagai berikut :
|
c. Cara Kerja SIG (Sistem Informasi Geografis)
SIG (Sistem Informasi Geografis) menyimpan semua
informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai atribut-atribut di dalam basisdata.
Kemudian SIG (Sistem Informasi Geografis) membentuk dan meyimpannya di dalam
tabel-tabel (relasional). Setelah itu, SIG (Sistem Informasi Geografis)
menghubungkan unsur-unsur di atas dengan tabel-tabel yang bersangkutan. Dengan
demikian, atribut-atribut ini dapat diakses melalui lokasi unsur-unsur peta,
dan sebaliknya, unsur-unsur peta juga dapat diakses melalui atribut-atributnya.
- MapInfo Profesional (MI Pro) 7.0
a.
Pengenalan MapInfo Profesional (MI Pro) 7.0
Di dalam pengembangan sistem informasi geografis cukup
banyak software yang digunakan. Salah satunya adalah MapInfo Profesional MI
Pro). MapInfo Profesional (MI Pro) adalah software sistem informasi geografis
terkemuka didunia saat ini dan paling cepat mengalami perkembangan. Saat ini
MapInfo Profesional (MI Pro) bukan saja digunakan sebagai alat bantu dalam
pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah pengelolaan sumber daya alam,
tetapi juga membantu dalam pemecahan masalah-masalah ekonomi, sosial,
kependudukan, pariwisata, kesehatan, kriminal dan lain sebagainya. (Nuarsa,
2003).
Walaupun saat ini banyak sekali software grafis yang
berbasis vector maupun raster (image) yang dikembangkan, seperti AutoCad,
CorelDraw, AdobePhotoshop, dan lain-lain. Namun perangkat lunak tersebut hanya
mampu mengelola data grafis spasial non geografis, artinya tidak berkaitan
dengan alamat obyek di permukaan bumi secara absolut, sehingga tidak dapat
digunakan untuk mengalisis geografis, misalnya untuk menggambarkan distribusi
kepadatan penduduk di Indonesia, menentukan daerah yang rawan terhadap erosi, penyusunan tata
ruang, perencanaan wilayah dan lain sebagainya.
Program database yang beredar saat ini seperti
Microsoft Acces, Visual Poxpro, Visual Dbase, dan lain-lain, sebagian besar
juga untuk aplikasi data non geografis. Dengan demikian, informasi seperti
“bagaimana hubungan antara jarak suatu supermarket dengan customer, dengan
jumlah pembelian customer tersebut” atau “dimana sebaiknya kita mendirikan
pusat pertokoan atau supermarket sehingga menguntungkan dari segi ekonomi”
sulit kita dapatkan. (Nuarsa, 2003)
MapInfo Profesional (MI Pro) 7.0 memadukan antara
kemampuan manajemen data geografis spasial dengan sistem pengelolaan database,
untuk melakukan analisis data bereferensi geografis. Dengan MapInfo
Profesional, analisis data yang berhubungan dengan obyek di permukaan bumi
mudah dilakukan, termasuk masalah-masalah yang disebutkan diatas. Sejak mulai
dikembangkan tahun 1985 oleh MapInfo Corporation, One Global View, Troy New
York, saat ini MapInfo Profesional telah menjadi software sistem informasi
geografis ternama didunia dan paling cepat perkembangannya.
b.
Struktur data MapInfo Profesional (MI Pro)
Data MI Pro dikelola dan sisimpan dalam bentuk tabel.
Setiap tabel menggambarkan satu jenis data, misalnya data kepadatan penduduk,
distribusi customur, kemiringan lereng, tingkat kesejahteraan, dan lain-lain.
Secara logika data MI Pro terdiri dari 2 bagian, yaitu data grafis yang
menyimpan obyek gambar (area, grafis, titik, label dan lain-lain) dan data tabular atau atribut (database yang
meyimpan nilai dari data grafis tersebut). Namum secara fisik, setiap tabel MI
Pro biasanya terdiri dari 4 atau 5 file. Misalnya, kita membuat tabel dengan
nama penduduk, maka MI Pro membuat file sebagai berikut :
1.
Penduduk.tab
File teks yang meyimpan struktur tabel dan format data yang tersimpan
2.
Penduduk.dat
Meyimpan data tabular. Bila tabel tersebut berasal dari program lain,
seperti dBase, Excel, Acces, dan lain-lain, maka ekstensinya tidak lagi .dat melainkan sesuai dengan asal dari
data tersebut (misalnya dbf, xls, mdb masin-masing untuk dBase, Excel dan Acces)
3.
Penduduk.map
File data grafis untuk meyimpan obyek gambar.
4.
Penduduk.id
Cross Reference
penghubung antara data grafis dengan data tabular
5.
Penduduk.ind
File ini tidak selalu ada. File ini ada bila tabel yang dibuat diindeks.
c.
Data Grafis
Secara garis besar MI Pro membagi data grafis menjadi
3 bagian, yaitu titik (point), garis (line/polyline), dan area
(region/poligon). Obyek titik hanya terdiri dari satu pasangan koordinat x,y,
sedangkan garis terdiri dari posisi x,y awal dan x,y akhir. Sementara obyek
area terdiri dari beberapa pasangan x,y. Data grafis titik (point) biasanya
untuk mewakili obyek kota,
, stasiun curah hujan, alamat customer, dan lain-lain. Garis ( line/polyline )
dapat dipakai untuk untuk menggambarkan jalan, sungai, jaringan listrik dan
lain-lain. Sementara Area (relion/polygon) digunakan untuk mewakili batas administrasi, penggunaan lahan, tingkat
kesejahteraan dan lain-lain.
d.
Data Tabular
Data tabular adalah
data diskriptif yang meyatakan nilai dari data grafis yang diterangkan.
Data ini biasanya berbentuk tabel
terdiri dari kolom dan baris. Kolom
meyatakan jenis data (field), sedangkan baris adalah detail datanya (record).
Secara umum ada 4 tipe data tabular, yaitu karakter, numeric, tanggal dan
logika.
e.
Layer Peta
Pada pemetaan digital, setiap informasi diorganisasi
dalam bentuk layer. Setiap layer mengandung satu informasi. Misalnya pada peta
administrasi penduduk terdapat informasi batas-batas wilayah, nama kota, jalan, dan
lain-lain. Masing-masing informasi tersebut dibuat dalam layer yang berbeda dan
disimpan dalam tabel yang terpisah. Bila ketiga layer tersebut digabung menjadi
satu akan menjadi sebuah peta yang kompleks
DAFTAR PUSTAKA
Angelia B.S,
2001 http://ULSM.org/fusilkom-ui/fusilkom-01-5-101.html-13k
-----------, http://www.bkkbn.go.id/province/yogya/MENU_03.htm
Nuarsa, W. I, 2003, Mengolah Data Spasial dengan
MapInfo Profesional, Yogyakarta, Andi
Offset
Prahasta, E., 2002, Konsep-konsep Dasar Sistem
Informasi Geografis., Bandung,
Informatika Bandung.
Syafrudin, E.M,
2002, http://if.unikom.ac.id/ta.php
0 Komentar untuk "Sistem Pengolahan Data Spasial Tingkat Kesejahteraan Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Mapinfo Profesional"