Test Footer

Motivasi Menulis
Diberdayakan oleh Blogger.

kk fariz

kk fariz
kk fariz

Test Footer 2

Blogger templates

Hosting Unlimited Indonesia

Recent Post

TERKIKISNYA FUNGSI PENDIDIKAN “KEMANA PAHLAWAN TANPA TANDA JASA”


Jiwa mudah memang kerapkali dihinggapi rasa keAKUan, segala sesuatu harus AKU. Egoisme diri masih sangat mengemuka, pewajahan ekspresi diri masih sangat dominan, inilah yang menyebabkan generasi mudah umumunya para remaja mudah sekali untuk mengambil tindakan-tindakan yang  tanpa perhitungan terlebih dahulu, berdalih solidarisme, berlandaskan pertemanan, dan berkedok kesetiaan, sehingga yang dikedepankan adalah perlawanan terhadap orang-orang yang tidak sepaham terhadap diri dan golongannya. Inilah tontonan yang sekarang menghiasi layar kaca, yang menjadi headline disetiap media cetak ‘TAWURAN PELAJARAN DAN MAHASISWA”. Orang-orang yang akan menjadi penerus estapet pembangunan bangsa ini, orang-orang yang diharapkan menjadi pemimpin bangsa ini kedepan, ternodai dengan idelisme yang tanpa perhitungan, solidaritas yang tanpa aturan. Nampaknya  tawuran sudah menjadi budaya bangsa ini untuk menunjukkan eksestensi diri di masyarakat. Kalau kita kaji lebih mendalam, kita boleh berburuk sangka, bahwasanya hal-hal seperti ini terjadi karena peran dan fungsi pendidikan tidak diletakkan pada rel yang sebenarnya, fungsi guru yang seyogyanyya sebagai pendidik sudah bergeser hanya sebagai pengajar, sebab pendidik yang sejati akan memiliki tanggung jawab moral terhadap perkembangan dan sikap anak didiknya, mereka mampu menanamkan aturan-aturan moral yang harus dilaksanakan, mereka mau mengkombinasikan aturan-auran sikap dan prilaku dengan disiplin ilmu yang mereka ajarkan. Sedangkan pengajar hanya sebatas gugur kewajiban, orientasipun hanya kepada formalis, tanpa didukung oleh tanggung jawab moral terhadap anak-anak yang mereka ajar, terbukti dengan diberlakukan system sertifikasi pendidik, dimana para pengajar diberikan reward yang cukup, ternyata tidak mampu mengkondisikan fungsi pengajar sebagai pendidik. Guru yang dulu kita kenal sebagi profesi yang “Tanpa Tanda Jasa”, sekarang justru sebaliknya, profesi guru dijadikan wahana untuk penghidupan. Kemana ‘Umar Bakri’ yang dulu, kemana para pahlawan pendidikan yang mampu mencetak orang-orang hebat bangsa ini. Para guru-guru saat ini hanya disibukkan dengan urusan sertifikasi, sehingga peran dan fungsinya nyaris terabaikan. Pemerintah seharusnya bisa mengkaji ulang tentang system pemberian sertifikasi terhadap para guru dan dosen, jangan hanya sertifikasi diberikan kepada guru-guru yang mampu dalam berkas tetapi lemah dalam kelas, guru-guru yang hanya mampu menjadi pengajar tetapi tidak mampu menjadi pendidik. Semoga rentetan peristiwa yang kerap terjadi dan menghiasi layar kaca tidak lagi terulang, sebab TAWURAN bukanlah suatu cara menuju penyelesaian, TAWURAN hanya akan membawa kerugian baik pihak yang merasa menang, terlebih pihak yang merasa dikalahkan. Semoga menjadi renungan kita semua, Jayalah Dunia Pendidikan Indonesia.
2 Komentar untuk "TERKIKISNYA FUNGSI PENDIDIKAN “KEMANA PAHLAWAN TANPA TANDA JASA”"

@Hafiz yoga: Miskin Akhlak mungkin... klo materi ana rasa tidak...

Pahlawan sekarang sudah jatuh miskin mungkin dari itu meraka harus mencari Jasa

Back To Top